Dikenal karena struktur daun tiga atau jarang berjumlah empat daunnya, semanggi (genus trifolium) mewakili komponen penting dalam pemahaman kita tentang taksonomi tanaman dan evolusi.


Kemajuan terbaru dalam penelitian klasifikasi spesies telah membuka cahaya pada kompleksitas dan keragaman spesies semanggi, mengungkapkan wawasan tentang peran ekologis mereka, sejarah evolusi, dan keragaman genetiknya.


Genus trifolium terdiri dari lebih dari 300 spesies, umumnya disebut sebagai semanggi, yang tersebar di seluruh dunia, dari daerah iklim sedang hingga tropis. Tanaman ini dikenal dengan daun trifoliate, mereka biasanya terdiri dari tiga gugus daun dan kepala bunga khas mereka, yang dapat bervariasi dalam warna dari putih hingga merah muda hingga merah.


Spesies yang paling terkenal, trifolium repens (semanggi putih) dan trifolium pratense (semanggi merah), umumnya ditemukan di halaman rumput dan padang rumput, tetapi genus ini mencakup berbagai spesies dengan adaptasi ekologi yang beragam.


Secara tradisional, spesies semanggi diklasifikasikan berdasarkan karakteristik morfologis seperti bentuk daun, struktur bunga, dan penampilan biji. Namun, kemajuan dalam biologi molekuler dan genetika telah merevolusi bidang taksonomi, menyediakan alat baru untuk klasifikasi spesies. Teknik seperti sekuensing DNA dan penanda molekuler telah memungkinkan para peneliti untuk menyelami lebih dalam dalam materi genetik spesies semanggi, yang mengarah pada sistem klasifikasi yang lebih akurat dan rapi.


Salah satu terobosan signifikan telah menjadi penerapan analisis filogenetik, yang memeriksa hubungan evolusioner antara spesies. Dengan membandingkan urutan genetik, para peneliti dapat membuat pohon filogenetik yang menggambarkan jalur evolusi dari berbagai spesies semanggi. Pendekatan ini telah mengarah pada penemuan spesies yang sebelumnya tidak diketahui dan telah memperbaiki pemahaman kita tentang sejarah evolusi dari genus trifolium.