Kopi telah menjadi bahan perdebatan di kalangan akademisi mengenai potensi bahaya maupun manfaatnya.


Pada tahun 1990, Organisasi Kesehatan Dunia pertama kali mengklasifikasikan kopi sebagai karsinogen 2B.


Namun, pada tahun 2016, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), anak perusahaan Organisasi Kesehatan Dunia, mengevaluasi kembali bukti-bukti tersebut dan mengeluarkan kopi dari daftar "karsinogen".


Sejumlah penelitian telah meneliti hubungan antara konsumsi kopi dan pencegahan penyakit, seringkali berfokus pada komponen utamanya, kafein. Sebuah studi tahun 2014 menyimpulkan bahwa minum kopi tidak mencegah demensia bahkan dalam beberapa kasus konsumsi kafein dalam jangka panjang dapat memperburuk gejala demensia tertentu.


Pada tanggal 15 Juni, panel ahli terkemuka dari Organisasi Kesehatan Dunia mencapai kesimpulan bahwa konsumsi kopi secara teratur dapat memberikan perlindungan terhadap jenis kanker tertentu. Selama bertahun-tahun, banyak penelitian telah menyoroti banyak manfaat kesehatan yang terkait dengan minuman ini.


Kesimpulan ini menunjukkan fakta yang penting bagi tim peneliti, mengingat pada tahun 1991, kopi dianggap "mungkin bersifat karsinogenik", khususnya kanker kandung kemih.


Namun, penelitian selanjutnya mengungkapkan efek negatif yang mengejutkan dari kopi, menunjukkan bahwa peminum kopi secara teratur memiliki tingkat penyakit jantung, diabetes tipe 2, gangguan neurologis, dan jenis kanker tertentu yang lebih rendah.


Kendati demikian, IARC mengingatkan bahwa mengonsumsi minuman apa pun dengan suhu di atas 65 derajat Celcius berpotensi menyebabkan kanker. Christopher Wilder, direktur lembaga tersebut, menjelaskan bahwa meminum minuman panas dapat berkontribusi terhadap kanker esofagus.


Dalam laporannya, IARC menyatakan bahwa minum kopi “memiliki efek antioksidan yang kuat” dan tidak bersifat karsinogenik pada pankreas, payudara, dan prostat. Lebih lanjut, konsumsi kopi dapat mengurangi risiko kanker hati dan endometrium. Namun, bukti yang ada tidak memiliki hasil yang meyakinkan terhadap lebih dari 20 jenis kanker lainnya.


2. Pencegahan diabetes tipe 2: Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2. Komponen tertentu dalam kopi dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengatur metabolisme gula darah.


3. Perlindungan saraf: Kafein, sebagai stimulan sistem saraf pusat, dapat meningkatkan kewaspadaan dan fungsi kognitif sampai batas tertentu. Selain itu, konsumsi kopi dalam jumlah sedang dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.


4. Sifat antioksidan: Kopi kaya akan antioksidan, terutama senyawa polifenol, yang dapat menangkal efek berbahaya radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel akibat stres oksidatif.


Meskipun potensi manfaat dan risiko kopi terhadap kesehatan terus menjadi bahan perdebatan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit tertentu, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan gangguan neurodegeneratif.


Namun, harus berhati-hati dengan suhu minuman yang dikonsumsi, karena cairan yang sangat panas dapat menyebabkan jenis kanker tertentu.


4. Sifat antioksidan: Kopi kaya akan antioksidan, terutama senyawa polifenol, yang dapat menangkal efek berbahaya radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel akibat stres oksidatif.


Meskipun potensi manfaat dan risiko kopi terhadap kesehatan terus menjadi bahan perdebatan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit tertentu, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan gangguan neurodegeneratif.


Namun, harus berhati-hati dengan suhu minuman yang dikonsumsi, karena cairan yang sangat panas dapat menyebabkan jenis kanker tertentu.