Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


Telah menempatkan penekanan baru pada isu penting air minum yang aman dengan tema "Water Matters."


Fokus ini tepat waktu, karena air bukan hanya merupakan hak asasi manusia yang mendasar tetapi juga elemen kunci yang mencakup aspek inti kehidupan—kesempatan, kesehatan, kelangsungan hidup, dan kesetaraan. Secara global, diperkirakan 2,2 miliar orang tidak memiliki akses ke layanan air minum yang aman, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Statistik mengejutkan ini mengungkapkan skala krisis air, yang mempengaruhi tidak hanya negara-negara berkembang tetapi juga komunitas-komunitas terpinggirkan dalam negara-negara yang makmur. Krisis ini diperparah oleh perubahan iklim, polusi, dan infrastruktur yang tidak memadai, yang semuanya berkontribusi membuat air minum yang aman menjadi suatu kemewahan daripada suatu kebutuhan dasar manusia.


Akses ke air minum yang aman secara langsung mempengaruhi kesempatan ekonomi. Ketika komunitas memiliki sumber air yang dapat diandalkan, mereka lebih mungkin untuk berkembang secara ekonomi. Pertanian, yang merupakan sumber mata pencaharian utama di banyak negara berkembang, sangat bergantung pada ketersediaan air.


Orang yang sering bertanggung jawab atas pengambilan air di daerah pedesaan, bisa menghabiskan waktu hingga enam jam sehari mengambil air. Waktu ini seharusnya bisa digunakan untuk pendidikan, pekerjaan, atau kegiatan produktif lainnya. Dengan memastikan akses ke air minum yang aman, komunitas diberikan kesempatan untuk memutus siklus ini.


Di lingkungan perkotaan, bisnis dan industri bergantung pada air bersih untuk operasional mereka. Ketersediaan sumber-sumber air yang aman dapat menarik investasi dan menciptakan peluang kerja. Oleh karena itu, air bukan hanya merupakan sumber daya, tetapi juga penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.


Air penting untuk kesehatan, karena berperan kritis dalam mencegah berbagai macam penyakit. Air yang terkontaminasi merupakan tempat berkembangnya patogen yang menyebabkan diare, kolera, tifus, dan penyakit mematikan lainnya. WHO melaporkan bahwa hampir setengah juta orang meninggal setiap tahun akibat diare yang disebabkan oleh air yang tidak aman, sanitasi yang buruk, dan kurangnya kebersihan.


Ketidakhadiran air minum yang aman secara tidak proporsional memengaruhi populasi rentan dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kualitas air yang tidak memadai terkait dengan malnutrisi, karena air yang tidak aman menyebabkan penyakit yang menghambat penyerapan nutrisi.


Akses ke air bersih, oleh karena itu, bukan hanya tentang menghilangkan rasa haus tetapi juga tentang memastikan hidup yang sehat. Ketersediaan air minum yang aman juga merupakan masalah kelangsungan hidup. Di banyak daerah, khususnya di wilayah yang gersang dan semi-gersang, kekurangan air menyebabkan masalah atas sumber daya, kekeringan, dan ketidakamanan pangan.


Saat perubahan iklim intensif, tantangan-tantangan ini diperkirakan akan memburuk, mengancam jutaan nyawa. Air kritis untuk persiapan bencana dan ketahanan. Komunitas dengan sumber air yang andal lebih mampu untuk menghadapi bencana alam seperti kekeringan, banjir, dan badai.


Di beberapa zona, kendali atas sumber-sumber air bisa menjadi masalah hidup dan mati. Memastikan akses ke air minum yang aman di daerah-daerah ini sangat penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas. Fokus UNGA pada air menekankan kebutuhan akan kerja sama internasional dalam mengelola sumber daya air lintas batas untuk mencegah konflik dan mempromosikan perdamaian.