Ketika membicarakan tentang lahan basah.


Yang terpikirkan oleh kebanyakan orang adalah hal-hal yang berkaitan dengan ekosistem, kemakmuran, dan kelimpahannya.


Sehingga mengakibatkan hanya ada sedikit orang yang berpikir untuk membangun rumah di lahan basah. Bahkan,


di beberapa daerah, rumah di lahan basah jarang ditemui.


Rumah di lahan basah adalah gaya arsitektur hijau, ekologis, dan berkelanjutan yang memiliki beragam penerapan dan pasar di semua bidang arsitektur masa depan yang dirancang dan dibangun untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan basah seperti di atas danau, kolam, atau rawa, biasanya terbuat dari bahan ringan seperti bambu, kayu atau kayu lepidoptera.


Dalam membangun rumah tersebut ada beberapa faktor penting perlu diperhatikan, antara lain stabilitas bangunan, ketahanan gempa, ketahanan air dan cahaya, sehingga membuat penghuninya hidup nyaman di lingkungan tersebut.


Berikut kelebihan rumah yang didirikan di lahan basah:


1. Bahan bangunan yang mudah diperoleh dan biaya pembangunan yang relatif murah


2. Dapat menjaga kelestarian alam karena ramah lingkungan.


3. Mampu beradaptasi dengan baik terhadap kondisi alam, seperti curah hujan yang tinggi.


Meski memiliki banyak kelebihan, namun tetap saja rumah di lahan basah memiliki kekurangan, antara lain:


1. Dibutuhkan keahlian khusus untuk membangunnya.


2. Tantangan lingkungan, seperti perubahan ketinggian air, banjir, dan badai.


3. Tidak mampu menjalankan tugas konstruksi skala besar, sehingga masih kurang populer.


Karena kekurangan-kekurangan di atas, pembangunan rumah ini bisa diatasi dengan menggunakan teknologi yang tepat, namun harus mengikuti norma-norma lingkungan dan standar konstruksi tertentu, untuk melindungi dan menjaga integritas dan stabilitas ekosistem lahan basah tanpa menyebabkan kerusakan pada lingkungan alam.


Ketika masyarakat semakin memperhatikan perlindungan lingkungan, keberlanjutan, dan keseimbangan ekologi, rumah di lahan basah akan membawa perubahan lain dalam industri konstruksi, menciptakan masa depan yang lebih indah dan berkelanjutan.


Beberapa ilmuwan percaya bahwa seiring dengan berlanjutnya urbanisasi, maka akan semakin banyak orang yang cenderung tinggal di perkotaan, gedung-gedung bertingkat, dan rumah di lahan basah dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat tertentu. Di masa depan, diprediksi gaya arsitektur ini dapat menggantikan bangunan tradisional karena terus dikembangkan karakteristiknya, menjadi kristalisasi kearifan dan kreativitas manusia.