Di supermarket, toko hewan peliharaan, dan akuarium, tidak pernah kekurangan warna-warna yang menakjubkan.


Beberapa seperti tubuh kabut merah yang memudar dibalut mahkota neon, bagaikan burung merak Barat yang dibalut sisik naga darah biru.


Selalu bertengger sendirian di wadah berbentuk bulat atau persegi, seperti dongeng tentang gadis-gadis muda yang di penjara di menara gading. Mereka adalah ikan aduan siam, ikan yang telah diseleksi, ditingkatkan, atau disilangkan secara artifisial dengan spesies ikan aduan lain yang berkerabat dekat selama lebih dari 100 tahun.


Ikan aduan siam adalah ikan liar berukuran kecil dan berwarna kusam, dan akan berubah menjadi merah jika diaduk. Siripnya juga sangat pendek, dan sering menghuni perairan yang bergerak lambat seperti danau dan sawah di wilayah subtropis tenggara, memakan zooplankton, krustasea, tsetse, dan serangga air lainnya. Ikan aduan siam bersifat dimorfik seksual, dengan betina berwarna lebih terang dan sirip ekor lebih kecil.


Ikan aduan siam, sebagai anggota keluarga climbing bass, mampu hidup di perairan dangkal. Bahkan ada yang berada di genangan air berukuran 3-7 cm, berkat organ khusus yaitu “suprasellar aparatus”, yaitu jaringan mukosa yang terbentuk dari pembesaran tulang insang bagian atas lengkung insang pertama, atau tulang insang bagian atas dan sebagian lagi dari tulang rahang lingual, di antaranya terdapat mikrokapiler yang melimpah. Mereka dapat menghirup oksigen di udara langsung melalui insang, yang memberi mereka kemampuan untuk bertahan hidup di perairan keruh atau perairan dengan oksigen terlarut rendah tanpa mati bahkan setelah keluar dari air dalam waktu singkat. Namun di sisi lain, struktur khusus insang juga menentukan bahwa ikan aduan hanya dapat bertahan hidup di perairan dangkal dan berisiko tenggelam jika tidak dapat menghirup udara.


Ikan aduan siam sangat ganas dan agresif, memiliki rasa teritorial yang kuat, terutama ikan siam jantan, dan di area kecil seperti tangki ikan yang tidak memiliki cukup ruang untuk melarikan diri, maka pihak yang lebih lemah seringkali diserang dan dibunuh. Untungnya, ikan aduan siam memiliki kemampuan yang kuat untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Bahkan jika seluruh sirip ekor atau sirip perutnya tercabut, mereka dapat pulih dengan cepat dan menumbuhkan sirip baru dalam beberapa bulan.


Pada musim kawin, ikan siam jantan akan membangun sarang gelembung di permukaan, agar sang betina dapat bertelur, kemudian sang jantan akan mengeluarkan sperma dan mengantarkan sel telur yang telah dibuahi ke sarang gelembung tersebut dengan mulutnya. Sedangkan sang betina akan menunggu kesempatan untuk mencuri telur-telur yang telah dipijahkan, jika ketahuan oleh sang jantan, maka ia akan menyerang sang betina dengan ganas untuk mengusirnya. Ikan ini termasuk hewan omnivora, jadi Anda bisa memberi mereka berbagai macam makanan dan usahakan untuk tidak terlalu monoton, misalnya makanan yang dikeringkan secara artifisial dengan komposisi nutrisi yang lengkap dan bersih serta higienis.