Di tengah gemerlapnya kuliner modern, kudapan tradisional sering kali menjadi jendela ke masa lalu yang kaya akan warisan budaya.


Salah satu contohnya adalah Clorot, kue tradisional khas Purworejo yang memiliki rasa manis dan filosofi unik.


Asal-Usul dan Filosofi Clorot


Clorot bukan sekadar kue, melainkan juga membawa makna filosofis yang dalam. Terbuat dari bahan sederhana seperti ketan, gula merah, dan kelapa parut, Clorot tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menceritakan tentang kehidupan dan kearifan lokal Purworejo. Proses pembuatannya yang membutuhkan kesabaran dan keahlian turun-temurun menjadi bukti akan kekayaan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.


Cita Rasa dan Tekstur yang Menggoda


Rasa manis gula merah yang khas berpadu dengan tekstur lembut ketan yang kenyal, menjadikan Clorot sebagai kudapan yang sulit untuk dilupakan. Setiap gigitannya, Lykkers dapat menikmati aroma harum kelapa parut yang memperkaya pengalaman menyantap kue ini.


Cara Pembuatan Clorot


1. Bahan Utama:


- Ketan putih


- Gula merah


- Kelapa parut.


2. Langkah Pembuatan:


- Pertama, campurkan ketan putih yang telah direndam semalam dengan gula merah yang telah diparut halus.


- Kedua, bentuk adonan menjadi bulatan kecil dan letakkan di atas daun pisang.


- Ketiga, kukus hingga matang dengan aroma harum yang menyegarkan.


3. Penyajian:


Clorot disajikan hangat atau pada suhu ruang, idealnya masih segar dari proses pengukusan untuk menikmati kelezatannya dengan maksimal.


Menikmati Clorot: Warisan Budaya yang Menggugah Selera


Jadi, tidak ada salahnya mencoba Clorot sambil merenungkan perjalanan panjang kue ini dari masa ke masa, sebagai bagian penting dari kekayaan kuliner Indonesia yang perlu dilestarikan.